Selesaikan masalah dengan memanage pikiran Anda

Baru-baru ini saya membantu seorang client yang mempunyai problematika dalam keluarga dan bercerai dikarenakan adanya WIL atau pihak ke-3. Persoalan ini begitu rumitnya dan tidak akan saya ceritakan lebih jauh, tetapi yg ingin saya sharingkan adalah bagaimana si mantan istri yg sebenarnya masih mencintai suaminya ini pada akhirnya bisa tegar dan bisa melanjutkan hidupnya secara normal walaupun ke-3 orang yang terlibat problem tersebut, mantan istri, mantan suami dan WIL harus bekerja dalam 1 kantor. Bagaimana si mantan istri bisa tegar dan tetap menjalani kehidupan dan karirnya secara normal?

Respon seseorang yang punya masalah dengan orang lain biasanya adalah menghindar. Demikian juga yang dilakukan oleh client saya si ibu mantan istri dimana setiap hari dia harus tetap sekantor dengan mantan suaminya dan dengan perempuan WIL mantan suaminya. Saya bisa merasakan sakit yang tak terperi yang dialami si ibu mantan istri tsb. Namun untuk meninggalkan karirnya di tempat dia bekerja rasanya berat karena pertimbangan ekonomi dan juga karir yang sudah mapan disana. Yang mungkin jika dia harus keluar belum tentu masalah yang dihadapinya bisa lebih membaik.

Tiap hari harus sekantor dengan perebut suaminya dan juga mantan suaminya yg mungkin masih dicintainya, apalagi hubungan mantan suami dg WILnya sampai detik ini belum diresmikan sehingga masalah ini ikut dirasakan berat oleh putra putrinya yang sudah memasuki usia remaja, terlebih anak perempuannya yang sebentar lagi memasuki masa pernikahan, sehingga apa yg dilakukan ayahnya dirasa mengganggu kehormatan keluarga.

Therapy dan counseling yang bisa saya berikan ke client si ibu mantan istri tersebut adalah bagaimana dia tetap bisa bertahan, sabar dan meyakinkan dirinya bahwa kemuliaannya tidak berkurang hanya karena tindakan mantan suaminya. Ia mengeluhkan pikirannya yg selalu membuat gambar perbuatan mantan suaminya yang negatif dengan perselingkuhan , perzinaan yg mencoreng kehormatan keluarga terlebih untuk putrinya yang sudah memasuki usia dewasa dan sebentar lagi akan menikah. Di awal ia menginginkan supaya bisa melupakan mantan suami, perempuan PIL dan membuat value di dirinya melegalkan sesuatu hubungan yang tidak legal mantan suaminya sehingga bisa cuek menghadapi problematikanya.

Tentu saja value yg dimiliki si ibu tersebut sudah benar dan tidak bisa diganti dengan menerima value yang salah, yang bisa dilakukan adalah bagaimana memaafkan walaupun maaf bukan berarti melupakan. Saya berikan beberapa tips kepada client saya untuk bisa memanage pikirannya agar tidak terfokus pada gambar-gambar yg negatif mengenai hubungan mantan suaminya yg tidak sehat. Saya minta untuk membingkai gambar-gambar negatif yang muncul dan kemudian gambar-gambar dalam bingkai itu digoyang-goyangkannya sehingga gambar yg ada didalamnya menjadi morat marit jungkir balik ndak karuan. Tujuan mind managemen ini adalah membongkar fokus pikiran yg negatif. Sehingga ia bisa ketawa dengan imajinasi yg dibuatnya.

Untuk memanipulasi pikiran dengan orang-orang yg menyakitinya di dalam kantor saya berikan tips untuk membayangkan wajah-wajah mereka menjadi lucu, misalnya dengan membuat gambar si WIL dalam pikirannya menjadi mempunyai bulu hidung yang memanjang sehingga tampak lucu di pikiran. Begitulah pada akhirnya client saya mempraktekkan teknik-teknik sederhana NLP ini untuk memecah pemicu munculnya stress di dirinya dan pada akhirnya beliau bisa mengatasi masalahnya. Ada satu lagi yg saya sarankan adalah bagaimana problematika dan kemampuan ia mengatasi permasalahan keluarganya tersebut dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan mengambil sudut pandang orang lain sehingga bisa diperoleh solusi terbaik untuk seluruh orang yang terlibat dalam masalah keluarga tersebut. Sehingga tulisan-tulisan itu tidak saja bermanfaat sebagai curahan perasaan dirinya tetapi juga bisa dishare ke siapapun yang mungkin mempunyai permasalahan yg hampir sama.

Dan alhamdulillah walaupun manusia suka sekali berpikir dan terfokus pikirannya pada yg negatif, tetapi pikiran hanya bisa terfokus pada 1 hal saja. Sehingga disaat pikiran negatif muncul dan memicu kejengkelan,kemarahan tetap bisa diubah ke sisi positif disaat kita mampu memanipulasi pikiran dengan mengubah fokusnya ke arah yg positif.